Langsung ke konten utama

BLACKPINK as a role model


Universitas Kristen Duta Wacana
Nama/ NIM                            : Winda Patrika Embun Sari/ 50190056
Program Studi/ Semester      : Magister Teologi/ Gasal 2019-2020
Mata Kuliah/ Tugas              : Metode Penelitian/ Pra-Proposal Tesis


Entertainment  (BLACKPINK) dan Agama dalam Kehidupan Anak Muda
1.    Latar  Belakang
Dewasa ini, hal-hal yang kekinian telah melekat dan menjadi bagian dari hidup bermasyarakat. Hal yang dilakukan berulang-ulang adalah perbuatan. Perbuatan yang dilakukan berulang membentuk suatu kebiasaan. Kebiasaan yang terus menerus dilakukan membentuk karakter. Sesuatu yang dimulai dari kebiasaan manusia yang berulang-ulang lalu menjadi tradisi, dan kemudian menjadi budaya. Segala sesuatu yang turun-temurun akan menjadi budaya. Budaya sekarang ia mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan berkembangnya teknologi, berkembang pula suatu budaya, sehingga apa saja hal terbaru yang terkait dengan kekinian bisa disebut dengan budaya populer. Bisa juga dikatakan zaman modern. Usia anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia sangat terbiasa dengan barang-barang elektronik yang canggih dan selalu berkembang mengikuti zaman. Gadget, smartphone, tablet dan sejenisnya. Barang-barang seperti ini tidak bisa lepas dari pengguna setiap generasi sekarang dan telah membudaya. Melalui benda tersebut segala hal dapat dipantau mengenai apa saja yang dinginkan penggunanya. Teknologi benar-benar mengubah perilaku sosial dan karakter. Seseorang seolah bisa memiliki dunianya sendiri. Teknologi juga bisa dipakai untuk berkomunikasi, bermain dan bersosialisasi. Teknologi informasi juga sebagai wadah para agensi-agensi entertaiment untuk meningkatkan keterkenalan para entertrainer. Sehingga banyak sekali bermunculan idola dan selebriti dengan segala kemampuan dan talentanya masing-masing. Tentu saja akan ada orang-orang yang mencintai mereka karena keindahan dan apa saja yang mereka miliki. Jika penulis bertanya kepada pembaca sekalian, siapa yang tidak memiliki suatu idola atau orang yang dijadikan role model dalam hidupnya? Meski tidak fanatis tetapi pasti ada.
Selebriti mendedikasikan dirinya untuk dikenal banyak orang dan menpengaruhi banyak orang. Keterhubungan kemajuan teknologi dengan media sosial dan juga selebriti adalah suatu kewajaran. Para penggemar selebriti dapat melihat langsung perkembangan para idolanya melalui media sosial. Fungsi media sosial memudahkan para penggemar menjadi lebih dekat dengan para idolanya. Hal yang sangat menarik bahwa di era modern ini segala sesuatu dapat menjadi mudah, yang jauh menjadi dekat, yang dekat semakin jauh. Memang segala sesuatu ada sisi postif dan negatifnya. Selebriti menjadi subjek yang sangat  penting bagi penggemar-penggemarnya. Selebriti bagai virus, menyebar dengan sangat cepat dan menjadi ikon yang nyata, sebagian akan berusaha sebisa mungkin agar dapat bertemu dengan idola, sebagian mengagumi dan memantau dari media sosial, meski tidak secara langsung, namun penggemar selebriti bisa bertambah banyak.
Craig Detweiler dalam buku A matrix of meaning: finding God in pop culture mengungkapkan “Sebuah ikon dari kehidupan yang apoteosis (ideal atau tiada bandingan). Semuanya dijelajah oleh para selebriti. Walaupun sangat dekat dengan teologi, namun seolah membalikkan keadaan. Jika agama menjadi sebuah entertainment, maka entertainment sekarang adalah agama?”[1]
Berangkat dari diskursus tersebut di atas saya tertarik untuk melihat bagaimana kehidupan anak muda dari agama apa saja dan mencoba untuk melihat sebagaimana jauh entertainment berpengaruh bagi kehidupan anak muda, terkhususnya entertainment BLACKPINK. BLACKPINK terdiri atas empat orang member dan merupakan entertrainer yang saya lihat sebagai role model paling populer di berbagai kalangan dan negara. Punya pengaruh yang kuat. Saya sampai kepada pemahaman bahwa BLACKPINK sangat cocok sebagai kategori selebritis yang paling bisa memuaskan hasrat para penggemarnya. Mampu menyentuh hati para penggemar dengan pesona yang berani, kuat dan menghipnotis penggemar melalui penampilan di atas panggung. Namun di luar mereka menjadi orang yang sangat ramah dan menggemaskan. Mereka adalah orang-orang yang tidak berteori, akan tetapi mereka membentuk etika karakter anak muda. Tidak hanya para penikmat musik k-pop dan kpopers saja yang tidak mengetahui siapa BLACKPINK. Semenjak kemunculannya sebagai bintang iklan salah satu e-commerce populer di Indonesia. BLACKPINK menjadi girl group kpop yang cukup dikenal masayarakat Indonesia bahkan mancanegara. Girl group yang beranggota empat perempuan cantik ini berhasil memikat banyak orang tidak hanya dari visualnya mereka saja tapi juga bakat menari dan menyanyi mereka yang berkualitas tinggi. BLACKPINK sendiri tidak hanya berhasil banyak meraih prestasi di bidang musik tapi juga sebagai seorang entertainer.  Fakta Unik dan prestasi serta penghargaan yang pernah diraih BLACKPINK ada banyak sekali. Mereka menjadi idol group Korea pertama yang paling cepat mendapat piala pertamanya di program musik pada Tahun 2016. Girl group Korea pertama yang masuk Hot Billboard Chart 100 di Kanada. Kesuksesan mereka bukan hanya karena mereka memiliki bakat akan tetapi juga karena kerja keras mereka. Video musik Ddu Du Ddu Du paling banyak di streaming di Youtube dalam waktu 24 jam, dan As if it your last menjadi video yang paling banyak mendapatkan like (worldwide) selama tahun 2017 di Youtube. Menjadi Girl Group Kpop Pertama yang tampil di Festival Musik Coachella. Girl Group pertama yang dijadikan cover majalah Billboard. Outfit panggung mencapai miliaran Rupiah dalam sekali penampilan. Hal-hal yang berbau entertaiment bukanlah hal yang serius tetapi paling banyak digemari apalagi terkait musik. Pop musik, lagu korea adalah yang paling populer tahun ini, tahun 2019. Musik mencerminkan corak budaya. Mewakili perasaan setiap orang yang mendengarnya. Bagaimana tidak, berada di urutan satu tangga lagu billiboard pastilah membanggakan. Sebagai  the revolutions, BLACKPINK mampu melambungkan nama agensi yang menaungi mereka. Selain nama group mereka sendiri.  Bukan saja sebagai agen penjual budaya akan tetapi mereka menjadi agen perubahan.
Dengan semua ini para penggemar menjadi mendewakan mereka. Meskipun mereka menarik banyak orang hanya dengan tarian dan nyanyian, merekalah yang paling membebaskan para penggemarnya. Mempengaruhi para penggemarnya. Tidak jarang para penggemar fanatis akan berteriak histeris jika bisa mendapat hal-hal kecil yang dipakai idolanya. Misalnya: aksesoris, botol minum, tisu. Ini sangatlah mengherankan. Penggemar fanatis bahkan ada kecenderungan untuk meniru, berusaha berkarakter menjadi sama dengan idola, memiliki benda-benda yang sama dan banyak yang merubah diri secara ekstrim agar bisa menjadi sama seperti idola. Selebriti bagai candu, lagu-lagu mereka terbayang, kecantikan dan ketampanan mereka terbawa mimpi, keinginan untuk bertemu, berteriak histeris, bisa merindu, bisa menangis, berusaha menjadi sama dengan para idola. Mengapa bisa orang mencintai orang lain dengan begitu dalamnya? Apa saja kontribusi dari para idol dalam kehidupan para penggemar? Mana yang lebih berpengaruh antara Entertainment (BLACKPINK) dan agama dalam kehidupan anak muda? Oleh karena itu saya sampai kepada sebuah judul: Entertainment (BLACKPINK) dan Agama di Kehidupan Anak Muda.
2.      Pertanyaan Penelitian: Bagaimana peran entertainment (BLACKPINK) dan agama berpengaruh bagi kehidupan anak muda?
3.      Lingkup Wilayah Penelitian: Kelompok Khusus (anak muda) Gen Z, hal ini menjadi batasan penelitian penulis.
4.      Penelitian melibatkan narasumber dalam proses penelitian
AI: SOAR (Strenghts, Opportunities, Aspiration, Results).
5.      Teori-teori Pokok
Dalam buku a matrix of meaning: finding God in Pop Culture, Detweller mengungkapkan: “Selebriti adalah seseorang yang dikenal karena keterkenalannya. Pahlawan dikenali karena prestasi atau pencapaiannya, sementara selebriti karena citra atau merek dagangnya. Pahlawan membentuk dirinya, selebriti dibentuk oleh media. Pahlawan adalah orang besar, selebriti adalah sebuah nama besar.” [2] Menurut Detweller bahwa sekarang  selebriti telah mengambil tempat “Tuhan” sebagai peran utama dalam hidup. Selebriti tampil sebagai orang yang seolah mampu berada di fungsi sosial dan juga fungsi teologi. Selebriti menggambarkan sosok ideal, menghilangkan keraguan, dan mempromosikan harapan sebagai manusia. [3]
Pendapat lain diungkapkan oleh Ellis Cashmore dalam buku Celebrity/ Culture mengungkapkan:
You can’t understand anything without context: the circumstances surrounding something, the conditions under which it comes into being and the situations that precede and follow it. Celebrity culture is no exception. It didn’t pop out of a vacuum: there were conditions, triggering episodes and deep causes.[4]

Like it or loathe it, celebrity culture is with us: it surrounds us and even invades us. It shapes our thought and conduct, style, and manner. It affects and is affected by not just hardcore fans but by entire populations whose lives have been changed by the shift from manufacturing to service societies and the corresponding shift from plain consumer to aspirational consumer – a change we’ll focus on shortly.[5]

Melalui pernyataan di atas bahwa tidak mungkin mengerti apapun tanpa konteks. Keadaan sekitar, kondisi yang melatarbelakangi kemunculannya, dan situasi yang mendahului dan mengikutinya. Budaya selebriti tidak bisa dihindari. Ia tidak muncul dari kekosongan. Ada pemicu dan ada penyebabnya. Suka atau tidak suka, budaya selebriti ada di mana-mana, membentuk suatu pikiran dan tingkah laku, gaya dan sikap. Memberi pengaruh dan terpengaruh oleh yang bukan saja penggemar fanatis akan tetapi semua orang yang hidupnya berubah oleh pergeseran masyarakat berbasis industri ke masyarakat berbasi layanan. Juga oleh pergeseran model konsumen pasif ke model konsumen aspiratif. Dengan perkembangan budaya yang semakin populer, orang juga perlu kritis untuk bisa menyaring apa yang baik dan tidak. Diperlukan kecerdasan budaya (cultural inteligent). 
BLACKPINK dengan mudah menarik banyak orang dan membuat banyak orang mencintai mereka dari berbagai belahan dunia. Membentuk etika karakter anak muda. Mereka lebih bisa dilihat sebagai role model paling bisa mempengaruhi.
Beberapa orang mungkin adalah penggemar, mungkin juga menggunakan kehidupan selebriti yang kemudian ditransformasi ke kehidupannya. Kadang-kadang manusia berpikir bahwa merekalah tuhan dan allah, merekalah idol, dan cerita mereka menjadi perumpamaan untuk menjalankan hidup.
6.      Metode Penelitian
a.       Wawancara dengan penggemar fanatis BLACKPINK dan angket kepada anak-anak muda
b.      Fokus penelitian kepada penggemar dari BLACKPINK.
c.       Sampel: para BLINKS (nama penggemar BLACKPINK)
7.      Bibliografi
Cashmore,  Ellis, Celebrity Culture, 2006, New York: Routledge.
Detweiler, Craig, Barry Taylor, A matrix of meanings: Finding God in pop culture, 2003, Baker Akademic, grand rapids, michigan, United States of America.












[1] Craig Detweiler and Barry Taylor, A matrix of meanings: Finding God in pop culture, 2003, Baker Akademic, grand rapids, michigan, United States of America, 91.
[2] Craig Detweiler and Barry Taylor, A matrix of meanings: Finding God in pop culture, 2003, Baker Akademic, grand rapids, michigan, United States of America, 98.
[3] Ibid., 89.
[4] Ellis Cashmore, Celebrity Culture, 2006, New York: Routledge, 5.
[5] Ibid., 6.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Dayak Kalimantan Tengah Ciptaan Jefri E. Sindem Tamparan Hasupa

Katika ku munduk kabuat Tabayang senyum andi je mamikat Kai..kai tumun tuh angat Handau hamalem santar taingat Curahku akam lewat lagu tuh Mangesah tamparam ku supa dengam mu Dahang tujuan kakam hamauh Salamat mahining duhai sayang ku Tagal haranan cinta ku dengam Angat ku yakin cinta baya akam Munduk mendengku saraba sala Pandangan pertama ku jatuh cinta Aduh akai nah jata Hatalla Taguncang angat ku je jantung jiwa Metuh tamparan ku sundau dengam mu Bisikan cinta je ingkeme ku Angat perasaan ku je tutu-tutu Aku te yakin ikau jodohku

Riwut Karuhei

Universitas Kristen Duta Wacana Nama/ NIM                             : Winda Patrika Embun Sari/ 50190056 Program Studi/ Semester       : Magister Teologi/ Gasal 2019-2020 Mata Kuliah/ Tugas               : Teologi, Spiritualitas dan Seni/ Makalah Akhir (REVISI) Spiritualitas dalam Lagu Karungut Dayak Kalimantan Tengah: “ Riwut Karuhei ” (Angin yang Membiuskan) Pendahuluan             Ada beragam cara bagi seseorang untuk mengekspresikan perasaannya. Salah satunya adalah melalui lagu. Lirik sebuah lagu kadangkala bersumber dari pengalaman pribadi. Hal ini salah satunya saya lihat dalam lagu Riwut Karuhei. Lagu yang berasal dari Kalimantan Tengah ini menarik untuk diperhatikan lebih d...

Hedonisme dalam 2 Samuel 12:1-25

Universitas Kristen Duta Wacana Nama/ NIM                             : Winda Patrika Embun Sari/ 50190056 Program Studi/ Semester       : Magister Teologi/ Gasal 2019-2020 Mata Kuliah/ Tugas               : Tafsir Kontekstual Perjanjian Lama/ Makalah Akhir   Hedonisme dalam 2 Samuel 12:1-25 1.1. Pendahuluan a.     Pengantar Dewasa ini, setiap orang punya kecenderungan untuk hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif lazimnya disebut dengan hedonisme. Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya KBBI) mendefinisikan hedonisme sebagai “ pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup”. Umumnya hedonisme dipahami sebagai satu hal yang negatif. Tapi pada dasarnya hedonisme ...