Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Freak! Go to hell

            Pontianak, 29 Desember 2021             Dua hari menjelang tahun 2022. Di penghujung tahun ini pertanyaan-pertanyaan yang ada di pikiranku selalu sama. Apa integritas? Apa rumah? Apa damai sejahtera? Semua itu seperti omong kosong belaka. Mari mulai sekitar lima hari yang lalu tepatnya tanggal 24 Desember dimana orang merayakan sukacita Natal, memperingati hari lahir Yesus. Bukankah seharusnya aku merasakan hal yang sama seperti orang lain? Yash, I must deserve it. Tapi kenyataannya tidak ada sukacita itu sama sekali. Lucu bukan?             Bagaimana tidak, mata seseorang dengan sinis menatapku tidak suka. Lucunya lagi, seseorang yang selalu mengatakan bahwa dirinya adalah pendeta, ketua jemaat, konselor, dosen? Tetapi sepertinya hidupnya penuh kegelisahan.        ...

Damai Sejahtera? Abstrak, dilematis dan hilang.

  Makna Damai Sejahtera Oleh Royal Plural Bagaimana rasanya ketika merasakan damai sejahtera? Tentu saja damai dan bahagia, bukan? Dari mana dapat merasakan damai sejahtera? Setiap orang berusaha untuk menemukan atau menciptakan sendiri damai sejahtera baginya. Hari ini damai sejahtera itu sendiri telah tereduksi maknanya. Maknanya menjadi sangat dilematis. Bagaimana tidak dilematis. Begitu banalnya manusia berkoar-koar mengenai damai sejahtera dan berharap orang-orang dapat merasakan damai sejahtera yang ia sampaikan. Karena apa? Karena merasa memegang jabatan dan berada dalam posisi yang terpandang dewasa ini. Mari sejenak berpikir dari contoh yang adalah dari kenyataan hidup. Pernahkah anda mengatakan: “damai sejahtera itu dimulai dari rumah”. Pertanyaannya adalah bagaimana bisa ada damai sejahtera dari rumah, jikalau kebisingan dalam diri belum reda dan ditambah pula dengan kebisingan dari luar? Dapat dikatakan bahwa pernyataan sebelumnya tentang damai sejahtera dimul...

Bertahan dalam Kekosongan Hukum

  Bertahan dalam kekosongan hukum? Oleh: Royal Plural             Prioritas dalam hidup manusia yang sangat tampak adalah uang. Memang benar bahwa tidak ada yang bisa hidup tanpa uang dan mungkin saja uang selalu didahulukan. Hakekatnya manusia yang adalah tempat khilaf dan salah dapat melakukan apapun demi uang.             Mari kesampingkan terlebih dahulu perspektif di atas. Pernahkah kita berada dalam situasi memprioritaskan yang lain selain uang? Tentu saja. Jabatan, gelar dan kedudukan juga penting. Akan tetapi tahukah kita arah tujuannya? Uang, bukan? Akhir-akhir ini segala sesuatu tampak dilematis. Bahkan dalam tingkatan berpikir dan pengambilan keputusan. Pernahkah terbayangkan dalam benak kita segala sesuatu bisa berjalan tanpa prosedur?             Generasi Z dan Alpha sekarang ini berproses dengan ce...