Makna
Damai Sejahtera
Oleh
Royal Plural
Bagaimana
rasanya ketika merasakan damai sejahtera? Tentu saja damai dan bahagia, bukan?
Dari mana dapat merasakan damai sejahtera? Setiap orang berusaha untuk menemukan
atau menciptakan sendiri damai sejahtera baginya.
Hari
ini damai sejahtera itu sendiri telah tereduksi maknanya. Maknanya menjadi
sangat dilematis. Bagaimana tidak dilematis. Begitu banalnya manusia
berkoar-koar mengenai damai sejahtera dan berharap orang-orang dapat merasakan
damai sejahtera yang ia sampaikan. Karena apa? Karena merasa memegang jabatan dan
berada dalam posisi yang terpandang dewasa ini.
Mari
sejenak berpikir dari contoh yang adalah dari kenyataan hidup. Pernahkah anda
mengatakan: “damai sejahtera itu dimulai dari rumah”.
Pertanyaannya
adalah bagaimana bisa ada damai sejahtera dari rumah, jikalau kebisingan dalam diri
belum reda dan ditambah pula dengan kebisingan dari luar? Dapat dikatakan bahwa
pernyataan sebelumnya tentang damai sejahtera dimulai dari rumah menambah
kebisingan dalam diri orang lain. Sederhananya begini, anda tidak mengaktualisasikan
damai sejahtera dalam rumah itu sendiri. Begitu munafiknya!
Anda tidak sadar mengapa orang telah
gelisah ketika berada di sekitar anda? Sederhana. Tidak ada damai sejahtera di
sana. Anda memulai suatu taktik dan tingkah yang tidak anda sadari melukai
orang lain. Tidakkah anda berpikir sampai ke sana? Berkoar-koar kepada orang
banyak bahwa perlu mengoreksi dan melihat diri kita terlebih dahulu. Tetapi anda
tidak menghayati hal itu dalam diri anda sendiri.
Sekali-kali anda sangat licik sehingga
membuat orang yang lain menilai anda adalah bunga-bunga di tengah semak
belukar. Wah. Dunia se-bercanda itu. Tetapi melihat kilas balik, sebenarnya tidak
sekali. Telah berulang kali anda juga membuat diri anda lah yang adalah garam dan
garam dunia ini.
Bagaimana tidak. Anda bersuara
nyaring dengan apa yang akan anda lakukan dan bicarakan. Anda menyebut ini
rumah? Anda menyebut diri anda harus menjadi teladan? Tak pernahkah anda
sendiri berpikir bahwa betapa tidak nyamannya orang berada di tempat yang anda
sebut ‘rumah’?
Di
mana rumah? Di mana damai sejahtera? Tidak ada. Mengapa? Anda menyimpan damai
sejahtera itu bagi anda sendiri. Damai sejahtera itu telah tereduksi maknanya.
Komentar
Posting Komentar