Langsung ke konten utama

Bertahan dalam Kekosongan Hukum

 

Bertahan dalam kekosongan hukum?

Oleh: Royal Plural

            Prioritas dalam hidup manusia yang sangat tampak adalah uang. Memang benar bahwa tidak ada yang bisa hidup tanpa uang dan mungkin saja uang selalu didahulukan. Hakekatnya manusia yang adalah tempat khilaf dan salah dapat melakukan apapun demi uang.

            Mari kesampingkan terlebih dahulu perspektif di atas. Pernahkah kita berada dalam situasi memprioritaskan yang lain selain uang? Tentu saja. Jabatan, gelar dan kedudukan juga penting. Akan tetapi tahukah kita arah tujuannya? Uang, bukan? Akhir-akhir ini segala sesuatu tampak dilematis. Bahkan dalam tingkatan berpikir dan pengambilan keputusan. Pernahkah terbayangkan dalam benak kita segala sesuatu bisa berjalan tanpa prosedur?

            Generasi Z dan Alpha sekarang ini berproses dengan cepat karena kecanggihan teknologi yang berkembang pesat di era mereka. Bisa dibayangkan betapa sulitnya mereka ketika  diperhadapkan dengan situasi asing dan tidak terstruktur dengan baik? Inilah yang terjadi dewasa ini. Dilematisnya generasi melek teknologi dengan paradigma berpikir yang dapat dikatakan sangat liberal bertemu dengan generasi yang “terbiasa” melakukan kesalahan.

            Justifikasi mengenai ‘kesalahan’ yang dimaksud adalah fakta empirik yang terjadi ketika dipertemukan dengan orang-orang yang telah menjalan sesuatu yang harusnya memiliki prosedural yang sistematis namun mereka tidak memilikinya. Namun, tetap ada orang-orang yang bertahan didalamnya. Apa yang membuat mereka bertahan? Apalagi kalau bukan uang? Orang-orang yang rela menjadi munafik dan palsu karena kenyamanan yang telah didapatkan.

            Manusia selalu berpusat pada prinsip. Meski terbatas, prinsip biasanya menguatkannya. Uang bisa jadi adalah jawaban atas prinsip tersebut. Prinsip seharusnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan berorganisasi dan lingkungan pekerjaan. Namun, ketiadaan prosedural, ketiadaan organisasi yang terstruktur, ketidakteraturan sesuatu yang bersifat admistratif serta peraturan yang tidak memiliki kekuatan hukum sama sekali. Keberadaan uang mengalahkan segalanya. Stephen R. Covey mengatakan dalam bukunya the 7 habits of effective people bahwa kebiasaan manusia itu membentuk karakter. Menjadi pemimpin pun dewasa ini pun tidak dapat lagi memegang penuh integritas dalam dirinya. Uang terlanjur memuaskan sehingga hal-hal yang prosedural diabaikan dan tidak dipertanggungjawabkan.

Money will always have power and every human are same in the front of greed.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Dayak Kalimantan Tengah Ciptaan Jefri E. Sindem Tamparan Hasupa

Katika ku munduk kabuat Tabayang senyum andi je mamikat Kai..kai tumun tuh angat Handau hamalem santar taingat Curahku akam lewat lagu tuh Mangesah tamparam ku supa dengam mu Dahang tujuan kakam hamauh Salamat mahining duhai sayang ku Tagal haranan cinta ku dengam Angat ku yakin cinta baya akam Munduk mendengku saraba sala Pandangan pertama ku jatuh cinta Aduh akai nah jata Hatalla Taguncang angat ku je jantung jiwa Metuh tamparan ku sundau dengam mu Bisikan cinta je ingkeme ku Angat perasaan ku je tutu-tutu Aku te yakin ikau jodohku

Riwut Karuhei

Universitas Kristen Duta Wacana Nama/ NIM                             : Winda Patrika Embun Sari/ 50190056 Program Studi/ Semester       : Magister Teologi/ Gasal 2019-2020 Mata Kuliah/ Tugas               : Teologi, Spiritualitas dan Seni/ Makalah Akhir (REVISI) Spiritualitas dalam Lagu Karungut Dayak Kalimantan Tengah: “ Riwut Karuhei ” (Angin yang Membiuskan) Pendahuluan             Ada beragam cara bagi seseorang untuk mengekspresikan perasaannya. Salah satunya adalah melalui lagu. Lirik sebuah lagu kadangkala bersumber dari pengalaman pribadi. Hal ini salah satunya saya lihat dalam lagu Riwut Karuhei. Lagu yang berasal dari Kalimantan Tengah ini menarik untuk diperhatikan lebih d...

Hedonisme dalam 2 Samuel 12:1-25

Universitas Kristen Duta Wacana Nama/ NIM                             : Winda Patrika Embun Sari/ 50190056 Program Studi/ Semester       : Magister Teologi/ Gasal 2019-2020 Mata Kuliah/ Tugas               : Tafsir Kontekstual Perjanjian Lama/ Makalah Akhir   Hedonisme dalam 2 Samuel 12:1-25 1.1. Pendahuluan a.     Pengantar Dewasa ini, setiap orang punya kecenderungan untuk hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif lazimnya disebut dengan hedonisme. Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya KBBI) mendefinisikan hedonisme sebagai “ pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup”. Umumnya hedonisme dipahami sebagai satu hal yang negatif. Tapi pada dasarnya hedonisme ...